Play Love - Upi Hwang (OneShoot)
Play Love - Upi Hwang (OneShoot)
Cast : Jang Wooyoung (2PM), Park Hyomin
(T-Ara).
Other cast : All member 2PM and T-Ara.
Genre : School-life, Romance, Friendship.
Cover by
: ReniArt
Author : Upi Hwang.
Lenght : Oneshoot.
Warning!
Typo bertebaran, Alur kecepetan, Gaje, abal dan ide pasaran. Ooc. Dan
masih banyak lagi kesalahan-kesalahan. Maklum author abal-abal.
Sesungguhnya para tokoh bukan milik author, melainkan milik agensi dan
orang tua masing-masing, author hanya memakai mereka untuk keperluan cerita.
Happy Reading!
(Don't like, don't read).
''Yak kau......,'' panggil seorang yeoja. Yang dipanggil menengok
kebingungan, dia melihat ke arah lain dan kembali menatap sang yeoja, sambil
menunjuk dirinya sendiri. ''Ne, kau. Kemari kau!''
''Maaf, ada apa ne?'' tanya orang itu.
''Apa yang sudah kau lakukan heoh pada eonniku? Hingga membuatnya
menangis!''
''Eonni? Menangis? Nuguseyo?'' ucapnya bingung, kerutan di keningnya
bermunculan. Karna ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh sang yeoja
ditambah lagi ia tak mengenal yeoja itu.
''Jangan pura-pura tidak tau kau! Dasar namja sia.......'' Belum sempat
sang yeoja menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja ada suara yang memanggilnya.
''Yak, Park Hyomin!'' Sang yeoja yang ternyata bernama Hyomin, bergidik
ngeri. *Ah, eonni ini pasti akan mencegah
dan memarahiku!* batin Hyomin.
Wanita yang memanggil Hyomin mendekat, ''yak sudah kubilang Hyominnie,
kau salah paham!''
''Soyeon eonni, sudah jelas-jelas Boram eonni menangis karna namja
ini!'' Hyomin menunjuk-nunjuk namja yang masih berdiri mematung di sana karna
tidak tau apa-apa.
''Sudah kubilang kau salah paham! Bukan dia namjanya!'' ucap Soyeon
marah ah tidak, sangat marah!
''Jin- Jah-yo, eon-ni?'' tanya Hyomin gugup, apalagi saat ia melihat
raut marah di wajah cantik Soyeon.
''Ne, tapi namja itu yang sudah membuat Boram eonni menangis!'' Soyeon
menunjuk ke arah lain dan di sana juga ada Boram yang sedang menampar namja
itu. Mata Hyomin terbelalak.
''Jang-ssi, jeoseonghamnida. Dan maaf atas kelakuan adikku ini!'' ucap
Soyeon lembut kepada namja bermarga Jang itu.
''Ne, noona? Gwaenchana.''
Lalu Soyeon menyuruh Hyomin meminta maaf kepada namja itu. Sang yeoja
hanya diam saja. Malu dan gengsi, itulah perasaannya saat ini. ''Yak Hyominnie,
cepat minta maaf!'' suruh dan bentak Soyeon.
''Gwaenchan....''
''Mianhae,'' ucap Hyomin sebelum namja itu selesai bicara. Mereka berdua
(Namja itu dan Soyeon), terkejut. Hening.
''Ah ne, gwaenchana,'' ucap sang namja gugup.
''Wooyoung-ssi, maafkan kami!''
Namja itu, yang ternyata bernama Wooyoung mengangguk. Kemudian Soyeon
langsung menarik paksa Hyomin pergi menjauh.
Di
Kantin
''Yak eonni, lepaskan! Kau membuat tanganku sakit!'' ucap Hyomin
berteriak.
''Kau masih bisa membentakku huh?'' ucap Soyeon tak kalah tingginya.
Hyomin langsung menunduk.
''Mianhae eonni, itu semua karna kau terlalu erat memegang tanganku,''
ucap Hyomin yang mulai ketakutan. Soyeon melepaskan pegangannya pada Hyomin.
Setelahnya Soyeon meninggalkan Hyomin untuk menyusul Boram yang sedang bersama
Qri.
.
.
''Ah, dia membuatku malu di depan namja itu!'' gerutu Hyomin sambil
mengaduk-aduk minumannya.
''Kau kenapa Hyominnie?'' tanya Eunjung mengagetkan Hyomin. Wanita itu
duduk di hadapan Hyomin dan langsung memakan mie -nya Hyomin yang sudah mulai
dingin karna tak disentuh sedari tadi.
''Dia sudah membuatku malu. Aku memarahi orang yang tak tau apa-apa,
lalu dia datang dan membentakku. Serta ia menyuruhku meminta maaf. Ah aku benci
hal itu!'' curhat Hyomin panjang dan lebar. Sedangkan Eunjung? Dia mendengarkan
ocehan Hyomin sambil memakan mie -nya Hyomin yang mengakibatkan mie -nya Hyomin
hanya tinggal setengah. Hyomin yang merasa tak diperhatikan, melihat ke
depannya. Dan, ''yak Eunjung oppa, apa yang kau lakukan dengan mie -ku?'' tanya
Hyomin hampir berteriak melihat nasib mie -nya yang sudah tinggal setengah. Dia
juga tidak sadar kalau ia memanggil Eunjung dengan sebutan oppa.
''Ne Hyominne, aku melihat kau tidak menyentuh mie -mu sama sekali.
Kebetulan aku juga sedang lapar. Dari pada aku harus menunggu, lebih baik ku
makan saja punyamu!'' ucap Eunjung menjelaskan.
''Yak sudahlah, habiskan saja itu!'' ucap Hyomin kesal. Dan tak berapa
lama,
''noona?'' Hyomin dan Eunjung melihat ke arah namja yang baru saja
memanggil.
''Ouh Chansungie,'' ucap Eunjung dengan mulut penuh.
''Eonni, jaga sikapmu!'' bisik Hyomin.
''Memangnya kenapa?'' tanya Eunjung santai, masih dengan mulutnya yang
penuh makanan.
Hyomin memberikan isyarat dengan matanya. Eunjung bingung, tapi ia
mengikuti arah mata Hyomin. ''Uhuk...., uhuk......'' Eunjung tersedak ketika
dia melihat seseorang di samping Chansung, yang tidak lain adalah Taecyeon.
''Air.....,'' ucap Eunjung tanpa bersuara, karna ia masih terbatuk-batuk.
Kebetulan, Taecyeon pun membawa air botol, dan ia memberikannya kepada
Eunjung.
Air yang baru diminum sedikit oleh Taecyeon, langsung diminum hampir
setengah botol oleh Eunjung. ''Gomaweo,'' ucap Eunjung malu sambil memberikan
airnya.
''Eonni, kau tidak apa*?'' tanya Hyomin khawatir.
''Ne noona, kau tidak apa-apa?'' tanya Chansung tak kalah khawatir.
''Ne, gwaenchana.''
''Lain kali kau harus lebih berhati-hati,'' saran Taecyeon. Eunjung
mengangguk.
''Kebiasaan!'' cibir Hyomin.
''Hei, apa kau bilang heoh?'' tanya Eunjung marah. Dan tanpa ia sadari,
Taecyeon sudah duduk di sisi sampingnya dan Chansung di samping Hyomin.
Eunjung melirik ke arah Taecyeon, ia melihat Taecyeon sedang meminum
airnya. *Mwo, dia meminumnya!* batin Eunjung
berteriak.
Karna merasa diperhatikan, Taecyeon menengok ke arah Eunjung. ''Apa kau
ingin air lagi?'' tanya Taecyeon polos. Eunjung langsung menggeleng.
''Ani.......,'' ucap Eunjung gugup.
''Dia itu memang seperti itu oppa, jika sedang.......''
''Hyominnie!'' teriak Eunjung memotong perkataan Hyomin. ''Aish bocah
ini.....'' Eunjung akan menjambak rambut Hyomin, namun tangannya dipegang oleh
Taecyeon, diapun menengok.
''Sudahlah, Jungie-ya. Habiskan dulu makananmu!'' ucap Taecyeon lembut.
''Ne kau benar!'' Eunjung pun melanjutkan makannya namun sesuatu yang
diinginkan Eunjung terjadi.
''Oppa, tadi kau benar-benar meminum air itu?'' tunjuk Hyomin pada botol
yang dipegang Taecyeon. Taecyeon mengangguk.
''Ne, wae?''
''Ah oppa, itu berarti secara tidak langsung kalian habis berciuman!''
ucap Hyomin santai.
''Yak Hyominnie, apa yang kau katakan heoh?'' Kesal Eunjung.
''Uggghhh eonni, kalian berdua sama saja! Sebenarnya kalian itu
pura-pura polos, atau memang polos sih? Oppa jelas-jelas kau meminum air di
botol yang sama dengan air yang Eunjung eonni minum dan..... ''
''Berhenti Hyominnie!''
Eunjung mulai berusaha menyentuh rambut Hyomin. Sedangkan dua insan lainnya
masih berdiam diri karna bingung. Apalagi Chansung yang sedari tadi hanya diam.
Hyomin yang sedang berusaha meloloskan diri dari eonninya itu, melihat
ke arah lain. ''Ouh itu,'' ucapnya ketika melihat Wooyoung di kejauhan yang
akan menuju ke arah mereka. ''Ah eonni,'' ucap Hyomin gugup.
''Wae?''
''Lebih baik kita pergi sekarang eonni. Aku mohon!'' ucap Hyomin manja.
Eunjung memicingkan matanya. ''Baiklah, ayo!'' Eunjung menatap ke arah
Chansung dan Taecyeon. ''Kami pergi dulu, annyeong,'' ucap Eunjung.
Ketika dua itu pergi. ''Mereka kenapa hyung?'' tanya Chansung yang masih
bingung. Taecyeon hanya mengangkat baahu, lalu meminu, airnya kembali.
''Aneh!'' ucap suara khas dari belakang.
''Ouh Wooyoungie, sejak kapan kau di sini?'' tanya Taecyeon ketika
Wooyoung duduk di sampingnya.
''Sejak kedua yeoja itu pergi,'' jawabnya santai sambil meminum minuman
milik Chansung.
''Hey hyung, itu minumanku!'' ucap Chansung memasang wajah bosan.
''Sudahlah, aku hanya memintanya sedikit!''
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian, setelah kejadian memalukan itu, Hyomin berusaha
menghindari Wooyoung. Dan saat ini di toilet wanita.
''Ouh, kenapa wajahku cantik sekali!'' narsis seorang yeoja di depan
cermin.
''Heoh, bangga sekali kau eonni!'' ejek yeoja yang baru datang dan
berdiri di samping yeoja tadi. ''Eonni, kau mulai lagi! Jika kau memang cantik,
maka bertaruhlah denganku!'' lanjutnya.
''Apa?''
''Kau tertarik eonni? Tapi kurasa kau takkan bisa melakukannya!'' yeoja
itu meremehkan.
''Heoh, memangnya apa taruhanmu?'' tanya sang yeoja menantang.
''Kau tau, di sini ada satu namja yang hampir tidak pernah terlibat
skandar apapun dengan wanita.''
''Lalu?''
''Kau pasti mengerti Hyomin eonni!''
''Mendekatinya?'' tanya Hyomin memastikan.
''Bukan hanya mendekatinya, tapi ajaklah dirinya kencan!''
''Baiklah. Dan siapakah orang itu?''
''Tapi kau tidak boleh mundur eonni.''
''Yak Jiyeonnue, cepat katakan aku berjanji tidak akan mundur!''
Jiyeon, ia memicingkan matanya. Lalu tersenyum meremehkan. ''Apa kau
yakin eonni?'' tanyanya. Hyomin mengangguk yakin. ''Baiklah, kita deal, ne?''
Hyomin kembali mengangguk. ''Aku akan memberitahu nanti!''
.
Jam Istirahat,
.
''Kita mau apa ke sini, Jiyeonnie?'' tanya Hyomin ketika mereka baru
saja berada di dekat lapangan basket.
''Tentu saja untuk mengetahui pria itu...''
''Maksudmu, pria yang akan........'' Jiyeon mengangguk, bahkan sebelum
Hyomin menyelesaikan perkataannya.
Jiyeon terus mengedarkan pandangannya ke penjuru lapangan. ''Sebenarnya,
pria mana yang mau kau tunjukkan padaku?'' tanya Hyomin kesal, karna sedari
tadi ia hanya berdiri memperhatikan Jiyeon yang masih mencari. ''Apakah pria
itu hoobaeku? Atau sunbaeku?''
''Aish diamlah eonni......,'' desis Jiyeon.
''Yak.....''
''Ah itu dia!'' potong Jiyeon semangat, sambil menunjuk ke arah pria
yang dimaksud. Hyomin melihatnya, lalu ia membulatkan matanya dan menelan
ludahnya paksa.
''Apa kau yakin, Jiyeon-ah?'' tanya Hyomin ragu, sambil mengerutkan
keningnya. Jiyeon mengangguk pasti.
''Ne, wae eonni?'' tanya Jiyeon yang bingung melihat ekspresi Hyomin.
''Ah, atau kau mau mundur, eonni?'' tanya Jiyeon curiga.
''A-ani,'' jawab Hyomin sedikit ragu. ''Tapi bisakah prianya itu bukan
dia?''
Mendengar pertanyaan itu Jiyeon malah terkekeh. ''Bilang saja kau mau
mundu, eonni!'' ucapnya dengan nada menggoda. Hyomin yang mendengarnya jadi
kesal.
''Araseo, mari kita lakukan!'' tantang Hyomin.
''Deal?'' Jiyeon mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh
Hyomin.
.
.
.
.
.
''Wooyoung sunbaenim?''
Wooyoung yang sedang berjalan di koridor, menghentikan langkahnya dan
menengok. ''Ne, waeyo Jiyeon-ssi?'' tanya Wooyoung bingung.
Jiyeon tersenyu manis saat Wooyoung bertanya seperti itu. ''Akhir pekan
ini, apakah kau ada waktu sunbaenim?''
''Entahlah. Memangnya ada apa?'' tanyanya lagi.
''Maukah kau keluar bersamaku?''
Wooyoung mengernyitkan dahinya ketika mendengar ajakan dari hoobaenya
itu. ''Maksudmu, kencan?''
''Bisa dibilang seperti itu sunbae,'' jawab Jiyeon masih dengan senyuman
manisnya.
''Maaf, aku tidak bisa,'' tolak Wooyoung dingin. Setelahnya ia berjalan
kembali meninggalkan Jiyeon yang melongo.
-Jam Istirahat-
''Hem, ano. Jang Wooyoung-ssi!'' Wooyoung mengangkat wajahnya dari tas.
Ia terdiam melihat gadis yang sekarang sedang berdiri di hadapannya. Gadis yang
pernah salah paham padanya. Gadis yang tak lain adalah Park Hyomin. ''Ano, soal
yang waktu itu. Mianhae,'' ucap Hyomin sedikit gugup. Ia juga terus memandang
ke bawah.
Wooyoung menatap lekat Hyomin. Setelahnya ia tersenyum. ''Gwaenchana,
aku sudah memaafkanmu,'' ucapnya lembut.
Hyomin mengangkat wajahnya dan melihat wajah imut Wooyoung yang sedang
tersenyum membuatnya terpaku dan ternganga. *Tampannya.*
batinnya. Sedetik kemudian ia sadar dari keterpakuannya, lalu dengan segera ia
menggeleng-gelengkan kepadanya, guma mengenyahkan fikirannya yang beranggapan
bahwa Wooyoung tampan.
''Hemmm, Wooyoung-ssi!'' panggil Hyomin di tengah kecanggungannya.
''Ne?''
''Minggu......''
''Wooyoungie,'' panggil seseorang menginterupsi perkataan Hyomin.
Wooyoung menengok, lalu ia melihat seorang Nichkhun sedang berjalan ke arahnya.
''Kajja,'' ajaknya.
Wooyoung mengangguk. ''Ne hyung, sebentar!'' Lalu ia menatap Hyomin.
''Maaf, tadi apa yang ingin kau katakan, Hyomin-ssi?''
Hyomin yang mendapat pertanyaan, menggeleng.
''Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ne... Jaa!''
Hyomin menatap kepergian Wooyoung. Setelahnya ia menghela nafas berat.
''Pabo-ya, hanya mengajak satu pria saja kau tak bisa!'' gumamnya kesal.
@Kantin.
''Tadi, pacarmu Wooyoungie?'' Wooyoung yang sedang minum tersedak ketika
hyungnya itu menanyakan hal yang bagi Wooyoung begitu tidak masuk akal.
Wooyoung pun menggeleng.
Nichkhun menghela nafas. Lalu ia memakan makanannya. ''Sayang sekali
ne---- padahal dia itu cantik dan cocok sekali denganmu,'' komentar Nichkhun.
''Nugu?'' tanya Taecyeon yang baru datang, ia juga langsung meminum air
minum Nichkhun yang belum tersentuh oleh sang empunya.
Nichkhun yang melihatnya, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
''Ne, sebernarnya siapa yang sedang kalian bicarakan?'' ulang Taecyeon.
''Park Hyomin-ssi.'' Kali ini, giliran Taecyeon yang tersedak.
''Yak, hati-hati Taecyeonnie,'' ucap Nichkhun sambil menepuk-nepuk pelan
pundak Taecyeon.
''Apa yang kalian bicarakan Park Hyomin sahabatnya Eunjung-ah?''
Wooyoung mengangguk. ''Apa dia mulai mendekatimu?'' tanyanya kemudian.
''Entahlah, akhir-akhir ini baik dia maupun Park Jiyeon memang aneh
terhadapku!'' komentar Wooyoung.
''Ternyata benar, mereka memang sedang menggunakanmu sebagai mainam
mereka!''
Wooyoung dan Nichkhun yang mendengarnya, mengerutkan kening mereka.
''Maksudmu, hyung?'' tanya Wooyoung. Dan Taecyeonpun mengatakan yang
sebenarnya.
Flashback
''Taecyeon-ssi?''
Taecyeon yang baru saja menshooting
bola, menghentika permainannya dan menengok ke arah seseorang yang memanggil.
Setelah ia mengetahui orang itu, ia pun langsung meninggalkan lapangan
permainan dan menghampiri orang itu.
''Ada apa, Eunjung-ah?'' tanyanya ketika sudah berada di samping
Eunjung.
Eunjung yang melihat raut kelelahan di wajah Taecyeon, memberikan air
mineralnya. Taecyeon menerimanya dan langsung menenggak isinya hingga setengah.
''Gomaweo.'' Eunjung mengangguk. ''Sebenarnya ada apa, Eunjung-ah?'' tanyanya
lagi.
''Ne? Ah, ada yang ingin ku bicarakan denganmu!''
''Jinjah, apa itu?''
''Ini tentang sahabatmu yang bermarga Jang itu,'' ucap Eunjung sambil
menundukkan kepalanya. Taecyeon nampak berfikir sebelum akhirnya sebuah lampu
berpijar terang di kepalanya.
''Ah, apa mungkin maksudmu, Jang Wooyoung?'' Eunjung mengangguk. ''Ada
apa dengannya?''
Eunjung menarik nafas sebentar, sebelum. ''Tolong beritahu dia untuk
berhati-hati pada gadis bernama Park Jiyeon dan Park Hyomin.''
''Memangnya kenapa?''
''Karna ia dijadikan barang
taruhan oleh dua gadis itu. Aku mendengarnya tadi malam saat aku melewati pintu
kamar gadis-gadis itu,'' jelas Eunjung.
Taecyeon mengangguk. ''Araseo, terimaksih karna kau sudah mau peduli
dengan sahabatku,'' ucap Taecyeon lembut.
Flashback
End.
Wooyoung dan Nichkhun menganggukkan kepala mereka setelah mendengar
semua penuturan Taecyeon. ''Araseo, jadi mereka menjadikanku sebagai bagian
dalam permainannya? Baiklah, kita lihat siapa yang mempermainkan siapa!''
komentar Wooyoung sambil tersenyum misterius.
Taecyeon dan Nichkhun menatap tak percaya diri Wooyoung.
.
.
Next Day.......
''Ouh, itu dia!''
Wooyoung yang sedang berjalan santai di koridor, tidak sengaja melihat
seorang Park Jiyeon yang berada di salah satu pintu kelas sedang tersenyum
padanya.
Perlahan namun pasti, Wooyoung sudah dekat dengan sang pintu, melihat
pergerakan Jiyeon. Tepat saja Jiyeon menjatuhkan tubuhnya ke hadapan Wooyoung,
Wooyoung tanpa dosa memundurkan tubuhnya satu langkah ke belakang yang
mengakibatkan seorang Park Jiyeon jatuh dengan tidak elitnya.
Jiyeon membulatkan matanya, ia dipermalukan di depan kelasnya oleh
seorang Jang Wooyoung. Ia tak habis fikir, bahwa Wooyoung akan menghindarinya
bukan menolongnya!
''Ouh kau tidak apa-apa Jiyeon-ssi?'' tanya Wooyoung tanpa dosa. Ia juga
mengulurkan tangannya untuk membantu Jiyeon berdiri.
Jiyeon yang melihatnya, langsung berseri-seri, setelah sebelumnya dibuat
kesal oleh orang yang sama. Jiyeon akan menggapai tangan yang terulur itu,
namun naas, bertepatan dengan itu, Wooyoung malah menarik lagi tangannya dan
melambaikan tangannya ke arah lain.
''Mianhae, tapi sepertinya kau tidak apa-apa!'' ucapnya cuek dan berlalu
begitu saja. Sekali lagi, Jiyeon di permainkan oleh seorang Jang Wooyoung!
Hyomin yang kebetulan melintas, hanya bisa tertawa terbahak-bahak
melihat kejadian yang memalukan pada Jiyeon.
Jiyeon yang melihatnya langsung bangkit berdiri dan mendengus.
Setelahnya ia berdiri dan pergi meninggalkan Hyomin yang masih tertawa.
.
.
.
.
''Arrrrgh........,'' teriak Jiyeon
frustasi, ia mengingat kembali kejadian dua hari yang lalu saat ia dipermalukan
oleh seorang Jang Wooyoung di depan kelasnya. ''Arrrrggghh,'' teriaknya lagi.
'''Waeyo,
Jiyie-ya?'' tanya Hyomin yang baru keluar dari dalam kamar mandi. ''Ah apa kau
masih kepikiran tentang dua hari yang lalu?'' Hyomin langsung mendapatkan deathglare dari Jiyeon. ''Sudahlah
Jiyie-ya, kita hentikan saja permainan konyol ini! Aku lelah......''
Jiyeon menatap Hyomin tak percaya. ''Mwo? Kau bilang hentikan eonni?
Setelah aku di permalukan? Aku tidak mau!'' ucap Jiyeon sengit.
''Bukan hanya kau yang dipermalukan Jiyie-ya! Tapi aku juga!'' ucap
Hyomin tak kalah sengit.
Flashback.
''Wooyoung-ssi.'' Wooyoung yang sedang pemanasan pun berhenti dan
menengok.
''Ne Hyomin-ssi, waeyo?'' tanyanya dengan wajah polos.
''Pergilah denganku akhir pekan ini!'' ajak Hyomin.
Wooyoung membulatkan matanya. Ia tak menyangka jika gadis yang ada di
hadapannya saat ini begitu frontal
terhadapnya. Ia tau jika Hyomin sedang berusaha merayunya, tapi tetap saja, ia
tak menyangka kalau Hyomin akan seberani ini.
''Aku......'' Belum sempat
Wooyoung menjawab, tubuh Hyomin sudah terduduk di hadapannya.
''Ouh Hyomin-ssi, mianhae,'' ucap pria itu. Hyomin menatap pria yang
baru saja menabraknya cukup keras hingga ia terjatuh. Tak ada pergerakan dari
Wooyoung maupun pria itu, padahal lutut Hyomin berdarah karnanya dan sikunya
pun terluka.
Hyomin dengan kesal, bangkit dan meninggalkan tempat itu, namun sebelum
ia pergi. '' Lupakanlah permintaan yang kuucapkan tadi!'' ucap Hyomin dingin.
Pria yang menabrak Hyominpun pergi karna tak mengerti dengan apa yang
dibicarakan oleh Hyomin. Sedangkan Wooyoung, ia terdiam mengkhawatirkan jalan
Hyomin yang pincang sambil menutupi sikunya yang terluka dengan tangan yang
satunya lagi.
Flashback
End.
''Jadi dia tidak menolongmu, eonn?'' Hyomin mengangguk. ''Tapi tetap
saja aku tidak mau menghentikan permainan ini!''
''Yak Jiyie-ya.......'' Hyomin meninggikan suaranya karna ia tak percaya
dengan respon yang diberikan Jiyeon. ''Baiklah, aku kalah Jiyie-ya, kau jauh
lebih cantik dari pada aku. Jadi mari kita hentikan semua ini!'' ucap Hyomin
akhirnya melembut.
''Shireo!''
''Araseo, jika kau ingin, lakukanlah sendiri, aku tidak mau!''
''Yak eonni bagaimana bisa seperti itu! Yak... Yak.....'' Namun yang
diprotes sudah terlelap. ''Aigo,...... Eonni!!''
.
.
.
.
Derap langkah kaki terdengar ketika Wooyoung baru saja menutup pintu
kelasnya. Ia menengok ke arah koridor yang sudah kosong. Akan tetapi, Ia
melihat siluet seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya.
''Ouh rupanya kau, Hyomin-ssi?'' Hyomin menghentikan jalannya dan
menengok ke arah Wooyoung sebentar, sebelum melanjutkan jalannya kembali.
Wooyoung mengerutkan keningnya. ''Cih,'' decih Wooyoung. ''Ada apa
denganmu, Hyomin-ssi? Bukankah kemarin-kemarin kau yang mencoba mendekati?''
Hyomin menghentikan jalannya lagi dan kali ini ia berbalik, lalu ia
memandang sinis diri Wooyoung. ''Dengar, Wooyoung-ssi!'' ucapnya penuh dengan
penekanan. ''Maaf sebelumnya karna sudah menjadikanmu sebagai bagian dari
permainanku. Dan permainan itu sudah berakhir sekarang. Jadi aku sudah tidak
menginginkanmu lagi!'' jelas Hyomin dingin.
Wooyoung menatap Hyomin sebelum akhirnya ia tertawa. Hyomin mengerutkan
keningnya. ''Waeyo?'' Namun bukannya menjawab, Wooyoung malah maju dan
menghimpit Hyomin dengan dua tangannya di depan tembok di samping pintu
kelasnya.
''Aku tau, tadinya kukira kau akan bertindak lebih jauh.'' Hyomin membulatkan
matanya ketika ia mendengar penuturan Wooyoung. ''Tapi ternyata hanya sampai
sini!'' cibirnya.
''Jadi.........''
''Ne,'' potong Wooyoung. ''Tapi sepertinya sekarang, aku malah semakin
tertarik padamu!'' lanjutnya masih dengan posisi yang sama.
''Jangan mempermainkanku, Wooyoung-ssi,'' cibir Hyomin sambil terkekeh.
''Aku tidak aka.........'' Namun perkataannya menguap begitu saja ketika, -Cup-
Wooyoung mencium bibir Hyomin. Hyomin membulatkan matanya. Ia akan
marah, namun di saat itu Wooyoung menghentikan kegiatannya dan menatap Hyomin
yang masih terkejut.
Selanjutnya Wooyoung mendekatkan mulutnya ke telinga Hyomin. ''Itu first
kiss ku, dan sepertinya kau juga!'' bisiknya.
Mendengar hal itu wajah Hyomin memerah seketika. Ia masih terpaku di
samping pintu kelas Wooyoung, padahal orang yang menyebabkannya terpaku sudah
tidak terlihat di koridor, hingga.
Drrrt Drrrrrt...... Sebuah panggilan masuk menyadarkan Hyomin dari
keterkejutannya.
''Hyomin-ah,
neo eodiga?''
''Ah ne, aku masih di sekolah!'' jawab
Hyomin sedikit tergugup.
''Cepat pulang!''
''Araseo, Jungie-ya!'' ucap Hyomin yang sudah bisa mengendalikan dirinya
dari keterkejutannya. Setelah mematikan telphone, ia langsung berlari
meninggalkan tempat itu menyusuri koridor yang sudah sepenuhnya sepi.
.
.
.
Hyomin langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasurnya yang empuk, tak
menghiraukan kehadiran Jiyeon di sana. ''Ada apa?'' tanya Jiyeon bingung.
''Ini semua gara-gara kau!''
''Memangnya apa yang........''
''Ne ini memang gara-gara permainan konyolmu itu!''
''Wae? Bukankah kita sudah menghentikannya?''
''Sudahlah, aku lelah!''
Setelah mengatakan itu, Hyomin langsung membalikkan badannya,
memunggungi Jiyeon. Dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, lalu ia
terlelap.
Jiyeon mendengus. ''Kenapa sekarang kau jadi lebih mudah tertidur
seperti Eunjung eonni!'' ucapnya setengah memekik.
Jiyeon yang kesal, turun dari ranjang dan duduk di depan meja riasnya,
lalu memulai perawatan malamnya.
.
.
.
.
Sudah seminggu sejak insiden tak terduga itu, Wooyoung terus
memperhatikan Hyomin baik ketika gadis itu menjadi murung, atau ketika gadis
itu menghindar darinya. Dan kadang-kadang rasa bersalah muncul di hatinya.
Saat itu ia berfikir, ia dan Hyomin harus bicara berdua. Ya seperti saat
ini, Ia membulatkan tekad untuk mengajak Hyomin bicara. Ia menghampiri Hyomin
yang sedang sibuk dengan lokernya. Dan tanpa disadari sang gadis, tiba-tiba
saja tangannya sudah dicengkram oleh Wooyoung.
''Dengar Hyomin-ssi.'' Tiba-tiba Wooyoung menghentikan langkahnya dan
melepaskan cengkraman itu. Hyomin mengelus pergelangan tangannya sebelum
menatap Wooyoung yang sedang menatapnya lekat.
''Wae?'' tanya Hyomin marah.
''Kita harus bicara, tiga hari lagi aku tunggu kau di Hottest Kafe jam
dua!'' ucap Wooyoung tak bercela.
Hyomin mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum ia terkekeh. ''Cih,
aku tidak mau!''
''Aku akan menunggumu, karna di sana aku ingin mengatakan akhir
permainan ini!'' ucapnya melembut, setelahnya ia berjalan menjauhi Hyomin yang
masih terdiam.
.
.
Hyomin ingin mengenyahkan ajakan Wooyoung itu, namun tak berhasil karna
hari ini ia malah sibuk mencari gaun yang menurutnya cocok.
Ia merasa kesal pada semua bajunya karna tidak ada yang cocok. Dan ia
juga marah pada sikapnya yang seperti gadis-gadis remaja yang baru pertama kali
diajak kencan.
Akhirnya Hyomin hanya memakai jeans putih tulangnya dengan atasan tank top putih dibalut blazer hitam.
Qri membulatkan matanya. ''Apa yang kau kenakan Hyominnie?!'' teriaknya.
Hyomin menutup telinganya agar tidak mendengar teriakan eonninya itu. ''Apa kau
akan berkencan dengan pakaian seperti itu?''
Hyomin memutar bola matanya malas. ''Aku hanya bertemu seorang teman,
Qri eonni. Bukan berkencan!'' ucapnya.
''Tetap saja! Seharusnya kau tetap terlihat anggun!''
''Sudahlah eonni, aku sudah terlambat!''
Setelah mengatakan itu, Hyomin berlalu dari kamarnya menuju ke tempat
tujuan.
Hottest kafe,
Tak butuh waktu lama untuk Hyomin datang ke sana. Tapi butuh waktu yang
lama baginya untuk menunggu seorang Jang Wooyoung. Bahkan hampir dua gelas kopi
ia habiskan, tapi tetap saja orang yang ditunggunya belum datang juga.
Hyomin menghela nafas kesal, sebelum ia memutuskan untuk beranjak dari
sana. Dengan kesal ia melangkahkan kakinya dari tempat itu. ''Heoh, dia
mempermainkanku!'' gerutunya tak percaya. ''Memangnya dia kira dia itu siapa!''
teriaknya sambil menendang kerikil yang ada di jalan. ''Awas saja dia, jika aku
bertemu dengannya, aku akan........''
''Hyomin-ssi.'' Gerutuannya terhenti saat ada yang memanggilnya. Hyomin
menengok ke belakang dan mendapati seorang Wooyoung yang terengah-engah sedang
berjalan ke arahnya.
Dan ia menegang saat kedua bahunya dipegang oleh Wooyoung. Keinginannya
untuk balas dendam ke pria itu pun hilang dari fikirannya.
''Hyomin-ssi,'' ucapnya lagi dengan nafas yang sedikit terengah-engah.
''Maaf sudah membuatmu menunggu lama. Ada sesuatu yang tak terduga terjadi.''
Hyomin mengangguk kikuk. Ia terlalu syok, melihat kehadiran Wooyoung, bahkan ia
tak memberontak saat tangannya ditarik untuk masuk ke Hottest kafe lagi.
Sekarang mereka saling berhadapan dengan secangkir kopi di hadapan
mereka masing-masing. Wooyoung masih terdiam, begitupun Hyomin yang menunggu
Wooyoung untuk bicara.
Wooyoung meminum kopinya sebelum menatap Hyomin lekat. ''Hyomin-ssi.''
Hyomin menahan nafasnya saat namanya keluar dari mulut Wooyoung. Hatinya pun
berdebar menantikan lanjutan perkataan Wooyoung, ia tidak tau kenapa itu bisa
terjadi. ''Aku menyukaimu,'' ucapnya langsung.
Hyomin membulatkan matanya. Ia tak percaya Wooyoung akan mengatakan hal
itu, tapi yang membuatnya lebih tak percaya adalah, Wooyoung mengatakannya
dengan santai dan tak ada sedikitpun kebohongan terdengar. Padahal di dalam
hatinya, ia berharap pria itu jauh lebih romantis. Menyadari hal itu, Hyomin
langsung menggelengkan kepalanya guna menghilangkan sebuah harapan yang sempat
muncul di hatinya itu.
''Ada apa? Aku tak menyuruhmu menerimaku, jadi.....''
''Aku juga menyukaimu!'' potong Hyomin.
Wooyoung terkesiap dan didetik itu juga,
Hyomin terkesiap. ''Ah itu, aku.... Aku......''
Tapi terlambat, Wooyoung sudah tersenyum. ''Aku senang mendengarnya!''
Wajah Hyomin memerah sempurna. ''Dan aku lebih senang lagi karna ku tau, ini
bukan bagian dari permainanmu.''
Hyomin terduduk tegak. ''Bagaimana kau.....''
''Itu terlihat jelas di wajahmu,'' potong Wooyoung.
''Jadi.....?''
''Jadi apa?'' tanya Wooyoung, sebelum ia menambahkan. ''Ah ne, kita
berpacaran sekarang!''
The End....^^
29 Juli 2016.
Yeay.... Akhirnya ff ini ending dengan
tidak elitnya.... Sebenarnya ini ff jadul author yang sempat terbengkalai....
dan kalau gak salah ini ff tahun 2014-2015'an gitu, awal dibuatnya....
Kritik dan saran, diterima dengan tangan
terbuka!^^
0 comments: